14 Basic Guide to Attend Ubud Writers and Readers Festival 2017
December 05, 2016
Before you step your feet in Ubud, there are something you need to know to make your festival experience more enjoyful. I hope my list would be useful for you all, the upcoming UWRF volunteer and participant.
- Jika budget pas-pasan, terdapat beberapa pilihan transportasi untuk mencapai Bali. Salah satunya adalah kereta api ekonomi Sri Tanjung seharga Rp94.000 atau kereta api bisnis Mutiara Timur seharga (paling murah) Rp100.000. Pilih tujuan akhir Stasiun Banyuwangi Baru yang terletak tidak terlalu jauh dari pelabuhan Ketapang. Sementara itu, biaya penyeberangan Ketapang – Gilimanuk hanya Rp7.000 saja.
- Untuk mencapai pusat kota dengan lebih mudah, kemarin aku menggunakan pilihan kereta api Mutiara Timur Malam jurusan Surabaya – Denpasar. Banyak yang tidak percaya ada kereta api jurusan Surabaya – Denpasar. "Emang kereta api nyeberang laut?". Tapi percayalah, PT KAI sudah lama mengoperasikan trayek ini. Tiket kereta seharga (paling murah) Rp190.000 tersebut sudah termasuk tiket kapal dan tiket bus DAMRI dari Stasiun Banyuwangi Baru menuju Kota Denpasar. Dari Pool Damri di Jalan Diponegoro, saya kemudian naik Go-Car menuju Ubud. Biaya tertera di aplikasi sebenarnya hanya Rp56.000, tapi karena terburu-buru dan tidak punya pilihan lain, saya akhirnya menyanggupi permintaan driver untuk nambah Rp20.000.
- Penginapan atau hostel murah banyak terletak di Jalan Arjuna, Monkey Forest hingga Sriloka. Menghindari penuh, kalian bisa pesan jauh-jauh hari lewat Agoda, Hostel World, Booking, atau Traveloka. Kemarin saya dapat hostel seharga Rp60.000 permalam di Ojeks Homestay yang ada Gang Soka. The hostel is so nice, Bali banget!
- Masyarakat lokal di Ubud, dan Bali secara keseluruhan, banyak mengandalkan sektor pariwisata. Agar tidak kehilangan pemasukan, transportasi berbasis aplikasi banyak dilarang di Bali. Kita bisa menemui banyak tulisan “Uber/Grab/Gojek Dilarang Beroperasi di Daerah Ini” di sekitar Ubud. Tetapi jika beruntung, kita masih bisa menemukan driver. Cerita yang saya dapat, mereka memang masih kerja kucing-kucingan agar tidak memicu keributan.
- Sesuai dengan namanya, Ubud Writers and Readers Festival, kalian bisa bertemu dengan banyak penulis-penulis berbakat. Jangan lupa bawa buku-buku koleksimu untuk ditandatangani. Atau malah, jangan bawa buku sama sekali! Bayangkan, berapa banyak buku yang harus kamu bawa jika ingin mendapatkan tanda tangan penulis-penulis favoritmu yang hadir di UWRF. Kabar gembiranya, UWRF selalu bekerjasama dengan Gramedia dan Periplus. Kalian bisa membeli buku di venue dan langsung meminta tanda tangan penulis di Green Room selepas sesi berakhir.
- Jangan pernah percaya jika ada yang bilang bahwa Ubud itu dingin! Pembohong. Selama berada di sana saya justru merasa super kepanasan. Jadi pastikan kalian mengenakan baju yang nyaman atau bahkan membawa kipas, payung dan air minum.
- Download aplikasi UWRF di Google Store. Dalam aplikasi ini, kalian bisa mengetahui seluruh topik sesi, jadwal dan tempat pelaksanaan serta seluruh speakers yang berpartisipasi. Percayalah, aplikasi UWRF akan sangat membantu untuk menyusun jadwal sesi-sesi yang ingin kalian datangi.
- Rencanakan secara matang dan teliti sesi panel, workshop, atau acara-acara lain yang ingin didatangi. Pastikan tidak ada yang bentrok. Jangan lupa pula untuk memperhatikan jarak lokasi diadakannya satu sesi dengan sesi yang lain. Beberapa lokasi terletak cukup jauh, padahal jeda antarsesi rata-rata hanya lima belas menit.
- UWRF menyediakan shuttle elf dan ojek gratis yang beroperasi dari jam delapan pagi sampai dengan enam sore. Titik penjemputan pertama adalah Bar Casa Luna menuju ke venue-venue UWRF. Fasilitas ini lumayan menghemat tenaga dan uang banget! Jika berjalan kaki, jarak dari pusat Ubud ke venue bisa mencapai 30 menit dengan jalan yang naik-turun. Sementara menggunakan ojek warga lokal harus membayar sekitar Rp15.000-Rp20.000.
- Salah satu program unggulan UWRF adalah After Dark. Saat petang hingga tengah malam, ada banyak sekali hiburan-hiburan menarik yang asik untuk didatangi seperti poetry slam, live music, open mic, live drawing, pecha kucha, poetronica dll.
- Tempat makan favorit volunteer yang enak dan affordable adalah Warung Gurihan. Semua volunteer, mulai dari orang Indonesia sampai bule suka makan di sini. Lokasinya tidak terlalu jauh dari volunteer basecamp. Tapi, tapi, aku tetap lebih suka nasi kotak yang disediakan UWRF. They do give us more than a proper meal, even for the veggie too!
- Make friends and be open! Everyone in UWRF is so nice. Kalian bisa mendapatkan banyak cerita baru dari teman-teman yang berasal dari berbagai daerah dan negara. Para pembicara-pembicara UWRF pun sangat terbuka untuk diajak ngobrol dan berdiskusi.
- The festival is over? Saatnya kamu sewa motor untuk berkeliling Ubud. Kabupaten Gianyar punya banyak tempat-tempat menarik untuk dijelajahi seperti Tegalalang Rice Field, Tirta Empul, banyak Air Terjun, Goa Gajah dll. Plus point, it’s safe even for single woman traveler!
- Butuh kembali ke bandara atau Kuta? Ada dua pilihan transportasi yang bisa ditemukan. Pertama sewa mobil pribadi warga lokal yang dipatok sekitar Rp250.000-Rp350.000. Kedua, shuttle elf yang banyak disediakan oleh agen-agen travel di jalan-jalan. Biayanya Rp65.000 dan harus pesan satu hari sebelumnya. Perjalanan menggunakan shuttle bisa satu hingga dua jam lebih lama daripada mobil pribadi. Nah, cara termurah untuk keluar dari Ubud yang saya praktikkan kemarin adalah pakai Gojek! Gojek menuju Terminal Batubulan di Sukawati dikenakan harga Rp20.000. Dari terminal tersebut, kalian bisa naik Bus TransSarbagita (sejenis TransJakarta dan TransJogja) yang cuma Rp3000 ke manapun! Bus ini melewati Sanur, Kuta sampai bandara. Selisihnya jauh banget, kan?
0 komentar