Indonesia Punya!
March 26, 2012Indonesiaku kini?
Korupsi? Ketidakadilan? Kenaikan BBM? Pembalakan liar? Serbuan produk China?
Lupakan saja dulu. Memikirkan masalah-masalah bangsa yang sedang dihadapi
memang kadang dapat membuat hati geram setengah mati, sumpah serapah keluar
kesana kemari. Namun hei kawan, saya percaya Indonesia itu ajaib dan luar biasa.
Yah, setidaknya di balik hal-hal yang mengecawakan tersebut kita masih punya
potensi yang luar biasa indah untuk dikagumi dan (dimanfaatkan). Seakan-akan
semua potensi yang tersebar tersebut menyadarkan kita, bahwa Indonesia
sebenarnya adalah negara yang kaya nan indah bak zamrud khatulistiwa. Memang
begitu pula kan sebenarnya?
Negara kita yang
berbentuk kepulauan ini panjangnya 5.120 km, dari ujung Sabang sampai Merauke.
Dijuluki sebagai negara kepulauan terbesar dengan 17.508 pulau di dalamnya.
Ditambah lagi dengan keanekaragaman budaya yang lahir dari 485 suku bangsa yang
mendiaminya. What a great potential, aren’t they?
Saya sendiri sebenarnya
punya mimpi terselubung, untuk dapat menjelajah Indonesia. Melihat pantai dan
laut lepas yang begitu bening dan damai dengan mata kepala saya sendiri.
Lupakan Paris atau Venesia, Indonesia tok sak nomer! Diolah dari berbagai
sumber, berikut ini adalah enam potensi milik Indonesia yang menurut saya sangat
patut untuk dibanggakan:
1. Pulau Komodo
Terletak
di sebelah barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Di pulau ini terdapat Taman
Nasional Komodo, seprti yang sudah diketahui, pulau ini merupakan habitat asli
Komodo yang merupakan hewan purba dan hanya terdapat di Pulau Komodo,
Indonesia. Taman Nasional Komodo sendiri telah mendapat pengakuan dunia sebagai
Situs Warisan Dunia UNESCO dan New Seven Wonders.
Selain
pesona dari hewan ajaib tersebut. Pulau komodo juga destinasi yang tepat untuk
kegiatan penyelaman atau diving. Penyelaman dapat di lakukan di perairan utara
maupun perairan selatan. Perairan utara merupakan perairan hangat hasil
pertemuan arus dari Laut Banda dan Flores. Sebaliknya perairan selatan memiliki
arus dingin dari arus Samudera Hindia. Karena kombinasi yang unik tersebut
Pulau Komodo memiliki ekosistem bawah laut yang kaya akan berbagai jenis
terumbu karang yang menjadi rumah bagi banyak spesies ikan. Tak heran,
kehidupan bawah laut periran Pulau Komodo ini begitu mempesona disertai dengan
berjuta potensi keanekaragaman hayati yang telah tersohor di kalangan penyelam
profesional.
Satu
lagi keunikan dari Pulau Komodo ini. Rata-rata pasir pantai di Indonesia
berwarna putih atau hitam. Namun pernakah kalian membayangkan pantai dengan
butiran pasir berwarna merah muda atau pink? Di Pulau Komodo kita punya Pink
Beach. Warna pink alami ini berasal dari campuran serpihan koral, cangkang
kerang, dan juga kalsium karbonat dari invertebrata laut yang kecil Foraminifera yang memproduksi warna
merah atau pink terang pada karang. Warna pada karang ninilah akhirnya ikut
memberi warna pada pasir yang kemudian tersapu ombak hingga ke pantai. How
amazing, isn’t that?
2.
Papua
Land
of exotism. Provinsi terbesar di Indonesia yang dihuni oleh 250 sub-kelompok.
Memang sebagian besar penduduk pulau yang mempunyai gunung tertinggi di
Indonesia, Jayawijaya (5000 mdpl), ini adalah suku-suku asli yang hidup
terisolasi dari satu sama lain selama berabad-abad, beberapa suku baru dapat
diidentifikasi pada tahun 1930an.
Entah
kenapa akhir-akhir ini saya menyukai suku-suku pedalaman. Seperti Indian,
Dayak, dan tak lupa pula suku-suku dari Papua. Dari katalog yang saya dapat
dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, beberapa suku-suku di Papua kini
telah cukup terbuka dengan masyarakat dunia luar. Khususnya yang berada di
wilayah Lembah Baliem. Hal ini terbukti dengan diadakannya Festival Lembah
Baliem sejak tahun 1991, tahun ini festival akan digelar pada tanggal 7-9
Agustus 2012 nanti. Pada festival ini akan ditampilkan atraksi perang antar
suku yang mendiami Lembah Baliem yaitu suku Dani, Yali, dan Lani. Para ksatria
ini saling melempar tombak, diiringi jeritan khas suku Dani lengkap dengan tarian perangnya. Perang antar suku ini dahulu dilakukan karena perbutan lahan
atau binatang ternak. Melalui festival ini kita dapat melihat penduduk dan
pakaian adat setempat, rumah adat Hanoi, menikmati makanan khas Papua seperti
Papeda, menikmati pertunjukan Pikon -musik tradisional Papua- dan yang jelas
menyaksikan langsung atraksi melempar tombak dan memanah. Jelas, ditemani pula
dengan keindahan alam Papua, udara bersih dan langit biru yang cerah.
![]() |
lembah baliem![]() |
Taman
Nasional Teluk Cendrawasih juga patut dikunjungi jika kalian ingin menyaksikan
rombongan ikan hiu paus yang segede gaban. Rhincodon typus bermigrasi
mencari tempat makan dan bertelur di perairan Kwatisore, Kabupaten Nabire.
Hiu-hiu ini berenang di sekitar bagan ikan milik nelayan. Dengan melempar ikan
puri, hiu paus akan naik ke permukaan air. Nah sekarang pertayaannya, berani
nggak menyelam atau snorkeling menikmati keindahan hiu paus sambil memberi
makan buat mereka? Jangan sampe kalian yang kemakan.
Festival
Lembah Baliem sudah dibahas, hiu paus juga sudah. Apalagi ya? Hehe, jelaslah,
belum lengakap rasanya membahas Papua jika belum membahas tentang Raja Ampat
dan keindahan bahari lainnya. Untuk penggila olahraga air, diving, permata
petualangan menyelam Papua dapat ditemukan di Kepualauan Raja Ampat. Tanggal
22-24 September tahun ini akan diadakan Festival Bahari Raja Ampat. Acara
unggulan dalam festival tersebut adalah menyelam di dive site yang merupakan
sepuluh diving spot terindah di dunia. Ada pula lomba foto bawah laut, lomba
perahu dayung, serta lomba olah raga air lainnya. Atraksi budaya lokal, gelar
kuliner khas setempat, dan parade angkutan tradisional juga akan ikut
ditampilkan. Hwaaah, selain penyegaran mata dengan keindahan bawah laut yang
luar biasa, di Raja Ampat penyegaran lain juga dapat dirasakan dari banyaknya
wisatawan asing yang ada disana. Seperti yang dikatakan tadi, Raja Ampat emang
destinasi favorit bagi penyelam-penyelam kelas dunia. Bangga kan Indonesia punya
Raja Ampat? Jelas dong!
Ehm, ada tapinya nih. Sayangnya, biaya untuk meluncur ke Raja Ampat
tidaklah murah. Tapinya juga, disatu sisi biaya perjalanan yang mahal tersebut
bakalan punya andil dalam menjaga kelestarian alamnya. Makin mahal = Tidak
banyak masyarakat yang berbondong-bondong kesana (cuma orang-orang tertentu
saja) = Semakin sedikit kerusakan akibat manusia = Raja Ampat tetap lestari.
Setuju nggak? Hehe, walaupun begitu, kayaknya semahal apapun pasti nggak
bakalan nyesel begitu lihat indahnya ‘surga’ di timur Indonesia ini.
3.
Kakaban
Letaknya di Kepulauan Derawan, Berau - Kalimantan Timur. Kalau Derawan
memang sudah di kenal karena kemahsyuran pemandangan bawah lautnya, Pulau Kakaban
menawarkan pemandangan danaunya. Yang unik dari pulau ini adalah keberadaan
danau prasejarah berukuran sangat luas yang ada di tengah-tengah pulau, dimana
air laut terperangkap jutaan tahun silam di dalam pulau ini. Keunikan danau ini
pun membuat biota air yang ada didalamnya sangat unik dan langka, tidak akan
ditemukan di tempat lain.
Salah satu yang paling membuat tempat ini terkenal adalah jenis ubur-ubur Cassiopea.
Jenis
ubur-ubur tersebut berkembang biak dengan suburnya di Kakaban. Mau berenang
bersama mereka? Jangan takut! Karena mereka sama sekali tidak menyengat, jadi
kalian dapat memegangnya tanpa rasa takut. Konon si ubur-ubur ini pun terjebak di dalamnya sehingga akhirnya membentul sebuah spesies baru, menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Nah, danau prasejarah dengan ribuan stingless jellyfish ini hanya ada dua di dunia lho! Di Pulau Kakaban ini, dan di Palau, Mikronesia (1000 km dari Filiphina).
Dunia
penyelaman telah mengenal beberapa titik penyelaman disekitar Pulau Kakaban,
yaitu Barracuda Point, The Drift, Cabbage Patch, The Wall, Blue Light Cave, The
Plateau, Rainbow Run, Diver’s Delight dan The North Face. Variasi dari berbagai
tipe lokasi penyelaman ini sangat menarik bagi para penyelam yang berpengalaman.
![]() |
Barracuda Point, iya Ikan Barracuda |
![]() |
Blue Light Cave |
4.
Toraja
Pesona
terbesar Tana Toraja (Sulawesi Selatan) bukan datang dari alamnya ataupun yang
lain, melainkan datang dari kebudayaan mereka dalam memuliakan orang mati,
hiiii! Sama seperti masyarakat Bali dan Batak, Toraja meyakini bahwa upacara
pemakaman atau Rambu Solo merupakan ritual yang paling penting dan untuk itu
dikuraslah banyak biaya. Semakin kaya dan berkuasa seseorang, maka biaya
upacara pemakamannya akan semakin mahal, bayangkan, miliaran! Bahkan, upacara
pemakaman ini kadang-kadang baru digelar setelah berminggu-minggu,
berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sejak kematian yang bersangkutan, dengan
tujuan agar keluarga yang ditinggalkan dapat mengumpulkan cukup uang untuk menutupi
biaya pemakaman.
Rambu Solo sendiri biasanya dihadiri oleh ribuan orang
dan berlangsung selama beberapa hari. Tempat prosesi pemakaman atau rante biasanya
disiapkan pada sebuah padang rumput yang luas, selain sebagai tempat pelayat
yang hadir, juga sebagai tempat lumbung padi, dan berbagai perangkat pemakaman
lainnya. Banyak wisatawan mancanegara yang
datang khusus ke Toraja untuk menyaksikan ritual ini, bahkan media luar negeri
pun juga gemar meliput keunikan ini.
![]() |
Kerbau Albino (muaaahaaal banget ini) |
Penyembelihan
puluhan kerbau dan ratusan babi merupakan puncak upacara pemakaman yang diringi
musik dan tarian para pemuda yang menangkap darah yang muncrat dengan bambu
panjang. Setelah semua rangkaian upacara telah dilewati, dilakukan
penguburan. Masyarakat Toraja mempunyai tradisi unik dalam mengubur orang yang
telah mati. Penguburan tak dilakukan di tanah, tapi di goa-goa alam yang
terletak di tebing-tebing pegunungan. Bahkan, mereka meyakini bahwa semakin
menantang proses penguburan maka semakin tinggi pula derajat keluarga yang
meninggal.
![]() |
Makam Batu Tana Toraja |
5.
Luweng Jomblang dan Luweng Grubug, Gunung Kidul
Di
Gunung Kidul terdapat lebih dari 400 gua yang tersebar di berbagai tempat.Salah
satu yang paling eksotis dan telah dikelola dengan baik adalah Gua Jomblang. Mungkin
kalian sempat menyaksikan Kick Andy episode Plesir Unik (Jumat, 14 Februari
2012) dan Teroka (Kompas TV) episode Senin, 19 Maret 2012? Ya, itulah Gua
Jomblang. Bener-bener kewereeeeen, sayang foto-foto yang bisa didapatkan
melalui akses internet kurang bisa menggambarkan keseruan dan keindahan gua
ini.
Memiliki
luas mulut gua sebesar 50 meter dan membutuhkan kedalaman dari mulai 40 hingga
80 meter untuk mencapai perut gua, tak akan membuat anda menyesal jika telah
melihat pemandangan yang mengundang decak kagum. Jika di atas sejauh mata
memandang hanya akan menemui perbukitan karst dan jati yang meranggas, maka di
perut Gua Jomblang terhampar pemandangan hijaunya hutan yang sangat subur. Hutan
dengan vegetasi yang jauh berbeda dengan kondisi di atas ini sering dikenal
dengan nama hutan purba.
Aneka
ornamen cantik turut menghiasi sepangajng lorong Jomblang-Grubug, seperti batu
kristal, stalaktit, serta stalagmit yang indah. Suara gemuruh dari aliran
sungai bawah tanah yang masih satu sistem dengan Kalisuci mengalir dengan
deras. Sinar matahari yang menerobos masuk dari Luweng Grubug setinggi 90 meter
membentuk satu tiang cahaya, menyinari flowstone yang indah serta kedalaman gua
yang gulita.
Seseorang yang berjasa dalam mengembangkan wisata ini adalah Cahyo Alkantana
(Psstt, I met and attended his mini seminar at Investo Kompas Muda). Siapa dia?
Bisa klik disini dan disini.
6.
Jember Fashion Carnival
This is just soooooo
awesome! Digagas oleh Dynand Fariz, JFC telah diadakan rutin selama kurang
lebih sepuluh tahun sejak tahun 2001, Jember Fashion Carnival kini telah
menjadi peristiwa akbar yag mendunia dengan catwalk terpanjang di dunia yaitu sepanjang
3,6 kilometer di pusat kota Jember. Parade mode penuh warna yang sarat akan
unsur teatrikal ini sangat dinanti-nantikan oleh ratusan ribu penonton, ribuan
fotografer dan media nasional maupun internasional. Tahun ini JFC akan
menggelar acaranya pada tanggal 24 Juli 2012.
Sebanyak
empat ratusan peserta berkarnaval, berfashion run way dan dance, di jalan utama kota Jember disaksikan oleh ratusan ribu
penonton di kanan dan kiri jalan. Mereka terbagi dalam delapan defile yang masing-masing defile
mencerminkan tren busana pada tahun yang bersangkutan. Defile pertama adalah
defile Archipelago yang mengangkat tema busana nasional dari daerah tertentu
secara berkala seperti Jawa, Bali, Sumatera, dan seterusnya. Defile lainnya
mengangkat tema fashion yang sedang trend apakah dari suatu negara, kelompok
tertentu, film, kejadian atau peristiwa global lainnya. Semua busana dibuat
dalam bentuk kostum yang kesemuanya dikompetisikan untuk meraih
penghargaan-penghargaan.
Nah, gimana?? Sebenarnya masih banyaaaak lagi kekayaan-kekayaan yang dimiliki Indonesia. Bali, Bunaken, Festival Pasola, Pulau Cubadak, Green Canyon, Borobudur, Gunung Semeru dan lain-lain. All of that are amazing and breath-taking. Tugas kita sekarang sebagai generasi penerus bangsa untuk melestarikan kekayaan kita ini bisa dimulai dari hal yang paling kecil. Contohnya berusaha mengenal budaya-budaya yang dipunyai Indonesia dan mencintainya. Lek guduk kene lo rek, sopo mane?! (chk)
10 komentar