Asap Rokok di Muka Indonesia
March 26, 2012
Cobalah tengok baliho-baliho yang
bertebaran dan terpampang di pusat kota dan di sekitarmu, coba lihat pula papan-papan nama warung yang
berderet-deret di sepanjang jalan, lihatlah sponsor dari acara musik yang diselenggarakan
di kotamu. Tahu maksud saya? Iya, rokok. Pada zaman sekarang ini industri rokok
telah membabi buta menyerang Indonesia. Dijual dengan sangat murah, bahkan bisa
dibeli eceran dengan harga lima ratus rupiah per batang. Rokok yang seharusnya
diperuntukkan bagi orang dewasa, kini dapat dengan mudahnya diakses anak-anak
karena penjualnya tersebar dimana saja dan tidak ada peraturan khusus yang
nyata dilakukan dalam jual beli rokok.
Problematika rokok sudah menjadi
topik yang biasa didiskusikan dalam sebuah forum perdebatan. Popularitasnya
telah menjadi dilema bagi Indonesia. Bagaimana tidak? Rokok menyumbangkan
pemasukan yang sangat besar kepada negara dari penjualan cukainya (80 Triliun).
Industri rokok juga telah banyak menyerap tenaga kerja. Tapi di lain sisi
bangsa Indonesia juga dirusak olehnya. Lebih dari 4000 zat kimia terkandung
dalam sebatang rokok, 40 diantaranya merupakan zat berbahaya yang dapat merusak
tubuh. Penghisapnya nyata terancam menderita kerusakan organ-organ tubuh vital.
Kematian dan biaya yang dikeluarkan untuk mengobati pasien yang digerogoti
dampak merokok pun tak kalah besar dari jumlah yang didapat pemerintah.
![]() |
Sandi dan sepermainan (serius) |
Tahun lalu, Indonesia menjadi
sorotan dunia internasional karena kasus seorang bocah bernama Sandi Adi
Susanto dari Malang, Jawa Timur yang menjadikan rokok sebagai teman akrabnya
sehari-hari. Bocah tersebut baru berumur enam tahun, setiap hari ia mampu
menghabiskan setengah hingga satu pak rokok. Awalnya Sandi merokok karena
orang-orang di sekitar lingkungannya yang juga perokok berat. Ia dicekoki dan
menjadi ketagihan.
Pemberitaan dilematika rokok di Indonesia juga muncul dalam
bentuk film dokumenter berjudul Sex, Lies, Cigarettes yang dibuat oleh Christof
Putzel, video tersebut diunggah ke situs You Tube dan disiarkan untuk Current
TV. Film berdurasi 42 menit itu sukses membuat warga Indonesia dan dunia
tercengang-cengang. Sungguh memalukan Indonesia.
Sepertinya pemerintah Indonesia
masih dirasa keteteran untuk menegakkan aturan yang berhubungan dengan industri
rokok dan rokok di masyarakat. Maraknya iklan-iklan rokok yang tersebar di
seluruh penjuru merupakan salah satu buktinya. Perda masing-masing daerah yang
menetapkan untuk melarang penduduknya merokok di tempat umum pun dilanggar
dengan mudah tanpa ada sanksi nyata pemerintah. Embel-embel denda sekian juta
hanya tertulis manis semata.
![]() |
Kemasan rokok di Singapura |
Amerika, negara yang dulu sangat
identik dengan rokok kini telah berhasil membersihkannya. Dengan tindakan tegas
pemerintahnya, sekarang iklan rokok sudah tak ada di negara tersebut, rokok
dijual dnegan harga sangat mahal dan pelanggarnya dikenai denda yang luar biasa
mahal pula. Tak usah jauh-jauh ke Amerika, coba tengok negara tetangga,
Singapura. Rokok dijual dengan harga 10-15 SGD atau setara dengan 70-105
rupiah, denda yang dikenakan apabila warga negaranya merokok di tempat umum
adalah 500-1000 SGD. Pengawasan pun dilakukan ketat dengan bantuan CCTV di berbagai
penjuru tempat-tempat non-smoking area. Hasilnya? Efektif. Hal tersebut sangat
timpang dengan kondisi di negara kita dimana rokok diperdagangkan seperti
permen.
Nah kawan, apa yang kita bisa
lakukan untuk tidak memperparah kondisi Indonesia yang sudah terobok-obok
dengan asap rokok ini? Yang paling gampang adalah dengan tidak menyentuhnya
sama sekali. Lupakan saja jika kalian punya keinginan menghisap rokok. Imej yang nggak ngerokok nggak keren adalah
pembodohan semata. Dengan mencoba-coba merokok hal tersebut akan membuka jalan
untuk mencoba-coba kenakalan lain seperti narkoba. Jadi, ya buat apa? Generasi
Indonesia masa mendatang haruslah bebas dari rokok dan segala bentuk narkoba
lainnya, karena akan ada banyak masalah lain yang harus dihadapi. Semoga saja
dengan banyaknya pemuda dan masyarakat yang mempunyai pikiran untuk stop
merokok, hal tersebut akan meredam huru-hara industri rokok di Indonesia. Amin!
(chk)
8 komentar