Renungan

March 21, 2012

Sedalam-dalam sajak takkan mampu menampung airmata bangsa.

Kata-kata telah lama terperangkap dalam basa-basi
Dalam teduh pekewuh dalam isyarat dan kisah tanpa makna.
Maka aku pun pergi menatap pada wajah berjuta.

Wajah orang jalanan yang berdiri satu kaki dalam penuh sesak bis kota.

Wajah orang tergusur.
Wajah yang ditilang malang.
Wajah legam para pemulung yang memungut remah-remah pembangunan.
Wajah yang hanya mampu menjadi sekedar penonton etalase indah di berbagai plaza.

Wajah yang diam-diam menjerit mengucap:

Tanah air kita satu

Bangsa kita satu

Bahasa kita satu

Bendera kita satu !


Tapi wahai saudara satu bendera kenapa sementara jalan-jalan
mekar di mana-mana menghubungkan kota-kota,
Jembatan-jembatan tumbuh kokoh merentangi semua sungai dan lembah yang ada,
Tapi siapakah yang akan mampu menjembatani jurang di antara kita ?

Di lembah-lembah kusam pada puncak tilang kersang
Dan otot linu mengerang mereka pancangkan koyak-miyak bendera hati
Dipijak ketidakpedulian pada saudara.
Gerimis tak mampu mengucapkan kibarnya.

Lalu tanpa tangis mereka menyanyi padamu negeri airmata kami.

(Jembatan - Sutardji Calzoum Bachri)



Seiring dengan semakin majunya zaman, saya rasa sajak-sajak dalam puisi ini semakin nyata terhadir dalam pandangan mata kita sehari-hari. Nyata. Terutama di Indonesia ini yang penuh dengan ketimpangan sosial.

Orang bilang tanah kita tanah surga, tapi nyatanya masyarakat kita masih banyak yang makan nasi karak, bahkan lebih buruk daripada itu. Orang bilang negara kita negara kaya, tapi nyatanya masih banyak anak-anak yang menderita busung lapar, bahkan mati kelaparan.

Kasihan sekali negaraku, saudara-saudaraku.


Kata seorang tokoh kita tak boleh jadi generasi penerus bangsa. 
Kenapa? 

Karena dalam artiannya generasi penerus bangsa mewarisi pula semua kebobrokan generasi pada masa sebelumnya.

Kata beliau, jadilah generasi perubah bangsa, pemimpin peradaban.


(quote come from Mariatul Fithrahsari -Ketua OSIS SMAN 5 SBY 2010/2011)

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe