@chikianwar (repost)
May 08, 2013Huahahahaha..
Bianda made somekind of tribute post for me :)))
"Setelah setahun dengan bangku random di kelas XI, akhirnya kelas XII ini aku menemukan teman sebangku yang klop. Namanya Dzikri Sabillah Anwar. Pak Uk-ik memanggilnya Dzikrina. Ibuku memanggilnya "Chiki-chiki bum bum."
Aku? Aku memanggilnya Freak karena dia sering mengataiku "you ffhool" (sebenernya ful tapi ada huruf h nya gitu jadi ffhul.) Jadi setiap dia bilang "you fool!" aku selalu mbales, "you freak!"
dan Papi sering menimpali dengan, "oposeeee"
Kami cukup sering berantem, lebih tepatnya bergulat. Karena tempat dudukku hampir selalu di deket tembok, dia hampir selalu juga ngepepet aku sampe penyet ke tembok. Tapi sialnya kalo tak bales dia supaya jatoh ke arah yang berbeda, dia bakal segera lapor ke guru yang lagi ngajar
"Paaaaaak Bianda paaaaaaaaaak!"
"heh wadulaaan!!" kasian de loe =)))))
Chiki paling senang meletakkan telapak tangannya di atas telapakku lalu berkata, "kamu bukan cewek, Bianda" Emang sih tanganku gede, tapi dia curang! (karena emang dia mbandinginnya gak pas, agak ke bawah gitu). emang tanganmu tangan cowok bik =))))
![]() |
kita juga sering coret-coret tangan |
Terus berusaha mengapit kepalaku di bawah ketiaknya kalo aku bersandar pada tangannya. Kalo aku nyendernya di pundak, dia bakal nggerak-nggerakin pundaknya ke atas, biar kepalaku kejedok pundaknya.
Chiki pernah mau matahin kepalaku tapi malah berakhir dengan nyekek leherku.
Chiki pernah mau matahin kepalaku tapi malah berakhir dengan nyekek leherku.
Aku pernah iseng mukul punggungnya trus dia bilang "rasanya nyawaku mau keluar pek."
Kalo aku lagi kumat dan terlihat sekarat, setiap beberapa menit dia bakal teriak di kupingku, "BIANDA DON'T DIIIEEEE!!!" dan aku menjawab dengan dramatis, "I will die.."
Aku seneng meneriakkan uwey di kupingnya, dan dia bales mimimimi dengan gaya sok imyut.
Kami mengalami banyak kejadian geblek, salahsatunya kemaren. Aku dilep dan lagi feeling so blue, aku jongkok di pinggir kelas. Trus dengan tidak berdosanya dia ndorong aku sampe jatoh. Reflek aku nangis, arek iki kok gak perhatian banget se, dilep lho rek -___- GEMBEEEENG =))))
Trus kejadian di Mojokerto juga...... itu aku satu kapal sama dia pas rafting. Karena ceritanya cukup panjang mungkin bisa diliat di sini. It was so stupid I could membenamkan wajahku di kobokan selama mungkin.
Ngomong-ngomong, sejak kerja bakti yang berbuah bendera hitam kemarin, mejaku tak lagi mepet ke tembok. Kami berdua pun sekarang lebih banyak belajarnya dari pada berantem. Hhh, nggak kerasa Unas tinggal.. berapa hari ini? Berapa hari?
Ya apapun yang terjadi semoga, nggak ada yang menggantikanku bilang uwey di kupingnya. Biar dia galau-galau sendiri di Jogja, merindukanku. Let's see :)
0 komentar