Geliat Semanggi Suroboyo

May 02, 2013

source

Semanggi suroboyo
Lontong balap wonokromo
Dimakan enak sekali
Sayur semanggi krupuk puli
Bung beli...

Semanggi Suroboyo
Lontong balap Wonokromo
Dijual serta didukung
Masuk kampung, keluar kampung
Bung beli....
(Lirik lagu Semanggi Suroboyo) 

source

Hayo siapa yang belum pernah coba Pecel Semanggi? Dinamakan Pecel Semanggi karena semanggi merupakan komposisi utama dari makanan ini. Pecel Semanggi selalu disajikan secara tradisional di atas pincuk daun pisang, ditambah dengan kecambah rebus, bumbu spesial yang merupakan paduan dari ketela rambat, kacang tanah, petis udang, dan gula merah, serta dilengkapi kerupuk puli ini dijamin akan membuat lidahmu bergoyang :p

Keberadaan makanan tradisional khas Surabaya ini mulai tergantikan posisinya dengan berbagai macam gerai fastfood yang tumbuh menjamur seiring dengan berkembangnya zaman. Tahukah kalian, ternyata ada sekelompok ibu-ibu yang masih gigih memasarkan Pecel Semanggi ke seluruh daerah Surabaya?

Jika kalian lihat ibu-ibu yang berkeliling kampung sambil menggendong bakul Pecel Semanggi, entah rumah kalian di daerah Pucang, Kenjeran, Gubeng, Rungkut, Gunungsari atau daerah lainnya di Surabaya, kemungkinan besar semua penjual Pecel Semanggi itu berasal dari satu daerah yang sama! Here comes the fact...


kebun semanggi
 
Desa Kendung – Kecamatan Benowo, Surabaya, dikenal sebagai Kampung Semanggi. Jika kita berkunjung ke desa tersebut, kita dapat menyaksikan lahan-lahan warga yang membudidayakan tanaman semanggi. Penduduknya-pun sebagian besar berprofesi sebagai penjual Pecel Semanggi gendongan, umumnya mereka adalah wanita berusia paruh baya. Setiap pagi, mereka ramai-ramai berangkat menuju ke berbagai wilayah di Surabaya naik angkutan umum dengan terlebih dahulu transit di Jalan Kupang (dekat Pasar Kupang). Biasanya, sekitar pukul 07.30 mereka sampai di Jalan Kupang, dari sinilah mereka kemudian oper angkot dan berpencar menuju ke berbagai tempat di Surabaya. 

sebelum berangkat

sampai di jalan kupang /source

Seperti dalam lirik lagu Semanggi Suroboyo, mereka menjajakan jualannya ini dengan cara keliling keluar masuk kampung dengan berjalan kaki sambil menopang bakul semanggi di punggungnya. Sesekali ibu-ibu ini berseru “ngiiiii, semangiiiiii...” dengan nada suara tinggi yang khas. 

Perjuangan ibu-ibu penjual Pecel Semanggi ini perlu kita acungi jempol lho. Coba bayangkan perjuangan mereka menelusuri Surabaya, berjalan kaki sambil menggendong bakul semanggi yang cukup berat, belum lagi terik matahari yang menyengat. (Simak perjuangan dan penuturan mereka disini.) Oleh karena itu, jika sewaktu-waktu kalian menjumpai ibu penjual semanggi, boleh lah kalian beli satu-dua. 

penjual semanggi di taman bungkul

Nah, bagi kalian yang mungkin tidak menjumpai penjual semanggi keliling di daerah rumahmu, biasanya Pecel Semanggi juga bisa didapatkan di sekitaran Taman Bungkul. Dengan merogoh kocek sekitar Rp 5000-6000, kamu sudah bisa menikmati sepincuk Pecel Semanggi khas Surabaya! (chk)

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe