The Peaceful Underwater World
September 12, 2015
Beberapa tahun lalu, saya berjanji bahwa
saya harus mengunjungi Sea Aquarium ketika pergi ke Singapura suatu hari nanti.
And yeah, Sea Aquarium was amazing!
Hari
kedua di Singapura saya dedikasikan penuh untuk berjalan-jalan. Pada hari itu
juga saya berhasil mengunjungi Sea Aquarium, yeah! Sedari dulu, saya sudah
berjanji kepada diri sendiri bahwa saya harus mengunjungi Sea Aquarium ketika
ada kesempatan berlibur ke Singapura. I don’t know why, all I know is I have
to!
Ketika
tiket pesawat sudah ada di tangan, hal yang saya cari selanjutnya adalah tiket masuk
Sea Aquarium di Pulau Sentosa. Setelah browsing sana-sini, akhirnya saya berhasil
mendapatkan e-tiket Sea Aquarium dengan harga $22. Jauh lebih murah $12 dari
harga loket yang dipatok $38 untuk wisatawan. Oleh sebab itu, jika kalian berencana
mengunjungi Sea Aquarium atau attraction lain di Pulau Sentosa sebaiknya beli
tiket secara online saja. Selain lebih murah, kita pun bisa langsung masuk
dengan menunjukan e-tiket tanpa perlu mengantri di loket.
Transport
menuju Pulau Sentosa, seperti halnya transportasi di seluruh Singapura, sangat
mudah diakses. Kalian bisa menggunakan kereta MRT north east line atau circle
line menuju Harbourfront Station. Nah, Harbourfront Station ini semacam tempat
transit untuk menuju ke Pulau Sentosa. Ada empat macam cara untuk menuju Pulau
Sentosa, yaitu dengan menggunakan cable car ($24), Sentosa Express ($4), bus
($2 pulang-pergi), atau Sentosa Broadwalk ($1). Karena ingin yang (lumayan) cepat
dan murah, saya memilih untuk naik bus. Bus RWS8 menuju Pulau Sentosa bisa
diakses dari bus stop di depan Vivo City Mall.
Nah,
setelah benar-benar masuk ke dalam Sea Aquarium, atraksi pertama yang saya
kunjungi adalah typhoon theatre. Saya menyaksikan film tentang perjalanan kapal
yang menghadapi badai di tengah lautan. Di akhir film, kapal tersebut akhirnya
tenggelam. Penonton di dalam studio pun bisa merasakan sensasi “ikut tenggelam”
karena area tempat duduk digerakkan turun ke dasar ruangan. Dinding-dinding
ruangan dihias sedemikian rupa sehingga kami seolah-olah sedang tenggelam ke
dasar lautan. Begitu keluar dari ruangan teater, saya terkejut karena akuarium
pertama yang saya lihat dihiasi dengan bangkai kapal karam! Emezyeng.
Setelah
terkagum-kagum mengamati akuarium Shipwreck Habitat, saya beranjak ke area Shark
Seas. Saya berjalan di dalam tunnel, sehingga bisa leluasa melihat ikan-ikan
hiu yang berenang di atas kepala saya. Tunnel ini sama halnya dengan yang ada
di Sea World Ancol. Bedanya, tunnel di Sea Aquarium tidak dilengkapi dengan
travellator sehingga pengunjung bisa berlama-lama mengamati pemandangan. Tunnel
di Sea Aquarium terbagi menjadi dua yaitu pada area entrance dan exit. Oleh
sebab itu, rasanya tunnel di sini tidak sepanjang yang ada di Sea World Ancol.
Berkeliling
Sea Aquarium kurang lebih membutuhkan waktu selama tiga jam. Masing-masing area
akuarium dibagi berdasarkan habitat tertentu. Area-area tersebut di antaranya Strait
of Mallaca & Andaman Sea, Bay of Bengal & Laccadive Sea, Cold Water
Sea, Persian Gulf & Arabian Sea, Red Sea, South China Sea, Dolphin Area,
dan masih banyak lagi! All of them are beautiful! Ada pula Discovery Touch Pool
yang memperbolehkan kita untuk menyentuh beberapa binatang laut. Saya excited
ikut mengantri bersama anak-anak, hehe.
![]() |
Saya baru tahu kalau Nemo bisa mengeluarkan cairan yang lengket jika kita memegangnya. Rumbai-rumbai tempat bersembunyi para Nemo ini ternyata juga beracun! |
Area
yang paling memukau adalah Open Ocean Gallery! Begitu masuk ke area ini, saya
dihadapkan pada akuarium yang super super besar! Akuarium ini berisi banyak
sekali jenis ikan, hiu, dan ray. Sempat saya tercengang menyaksikan
pemandangan bawah laut yang saya lihat. Pemandangan serba biru dengan jutaan
ikan-ikan di dalamnya sungguh memukau. Saya merasa sungguh tenang dan damai. It
was so beautiful that there’s no words to describe. It was so beautiful I could
sit all day long just to watch it.
Setelah
mengamati Open Ocean Gallery dari berbagai sudut ruangan, saya kemudian
berlama-lama duduk anteng di depannya. Di samping saya ada seorang bule
laki-laki yang juga duduk terdiam sendirian. Kita menikmati sunyi yang indah ya,
Mas? #halah.
Yang bikin sebel, kamera HP saya sama sekali tidak mampu
mengabadikan keindahan yang saya lihat. Gambar yang saya jepret bahkan tidak mampu
merepresentasikan 20% keindahan Open Ocean Gallery.
Saya sempat membatin, jika
pemandangan bawah laut yang dibuat oleh manusia saja sudah demikian indah, the ocean
itself must be more than wonderful. So, at that moment, I promise myself that I
have to dive one day. I really have to dive at least once, before I die.
0 komentar