Menggapai Langit Orchard
September 11, 2015
Salah
satu landmark Singapura yang paling terkenal selain Patung Singa adalah Orchard
Road. Orchard menjadi destinasi yang selalu saya kunjungi setiap hari selama
saya berada di Singapura.
Dari penampakannya saja Orchard Road memang
sudah terlihat sebagai surga belanja di Singapura. Bisa dikatakan bahwa Orchard
Road adalah pusatnya pusat perbelanjaan. Belasan mall berderet di sana.
Gerai-gerai busana, tas, perhiasan, sepatu, kosmetik dari brand-brand
internasional tumbuh subur di Orchard Road. Jika kebanyakan orang Indonesia bersemangat mendatangi Orchard Road dengan tujuan shopping, saya tidak demikian. Tentu saja jangan bayangkan saya,
pelancong dengan budget terbatas, memborong beragam produk di pusat-pusat perbelanjaan
Orchard Road. Walaupun tidak berniat membeli satu barang pun, mengunjungi
Orchard Road tetap masuk ke dalam daftar itinerary saya. Ke Singapura tanpa ke
Orchard Road kurang afdol, bukan?
Daya
tarik utama yang membuat saya semangat mengunjungi Orchard Road adalah ION Sky!
ION Sky menawarkan bagaimana rasanya memandang panorama Singapura dari lantai
55. Tempat ini terletak di dalam ION mall, salah satu pusat perbelanjaan mewah
yang ada di Orchard Road. Segera saja ION Sky langsung masuk daftar destinasi
dalam itinerary hari pertama saya.
Sebelumnya, saya sudah mencatat bahwa ION Sky beroperasi dari jam tiga sore hingga delapan malam. Saya sudah membayangkan malam pertama petualangan saya akan ditutup dengan sempurna oleh panorama lampu-lampu Singapura dari ketinggian. Maka walaupun hari pertama begitu melelahkan, saya tidak surut semangat untuk mendatangi destinasi terakhir hari itu. Dengan menggunakan MRT north south line, saya turun di Orchard Station.
Saya sempatkan untuk menikmati suasana trotoar
Orchard Road yang begitu tersohor itu. Tak lupa, saya juga membeli Singapore
signature ice cream yang banyak dijual di sepanjang Orchard. Dihargai $1.2, es
krim ini berbentuk es krim potong yang diapit dengan roti tawar. Ketika itu
saya mencoba rasa papermint choco chips. Walaupun es krim semacam ini sudah
banyak di Jogja, tapi yang saya coba di Singapura kemarin rasanya benar-benar
enak karena mereka menggunakan es krim Walls. Singapore ice cream yang ada di
Galeria Mall Jogja rasanya tidak seenak Singapore ice cream yang asli, hehe.
![]() |
Mayoritas yang jual senior uncle-uncle. source |
source |
Back to topic, di hari pertama itu, saya sampai Orchard Road pukul setengah tujuh malam. Walaupun begitu, langit Singapura sama sekali belum gelap. Bahkan rasanya masih seperti jam lima sore. Setelah duduk-duduk sambil makan es krim, saya memutuskan untuk mencari makan malam di Asian Food Corner Lucky Plaza. Makanan-makanan di Lucky Plaza cukup terjangkau, mulai dari $3. Setelah bingung memilih makanan, akhirnya saya makan juga. Eh tapi pas sudah duduk dan mau menyantap makanan rasanya seperti ada yang mengganjal perasaan. Rasanya seperti ada yang terlewatkan gitu. Tahu-tahu saya kaget ketika menyadari bahwa jam di tangan sudah menunjukkan pukul 19.40! Saya lupa kalau saya mau ke ION Sky yang tutup jam 20.00! Haduh, gimana sih kok jadi lupa?! Lalu saya pun menyalahkan langit (???). Saya merasa ditipu oleh langit Singapura yang masih seperti sore hari walaupun sudah malam. Ya sudahlah saya lanjutkan saja makan nasi ayam hainan yang sudah saya beli (sambil sedikit mengharu-biru).
Hari
kedua di Singapura, saya masih bersikukuh untuk mengunjungi ION Sky. Maka kali
ini saya datang lebih awal. Pukul lima sore saya sudah berada di Orchard Road
dan segera menuju ke ION mall. Untuk mencapai ION Sky, cari saja ION Art
Gallery di lantai empat mall tersebut. Setelah berhasil menemukan ION Art
Gallery, saya bertanya kepada resepsionis yang sedang bertugas. Saya bilang
bahwa saya ingin ke ION Sky. Si resepsionis kemudian berkata bahwa
jam operasional mereka berlangsung selama jam tiga sampai enam sore. What,
tidak sampai jam delapan malam ternayata. Seketika saya melihat jam di tangan
yang menunjukkan pukul… 17.40 OH GOD WHY?!! Akhirnya sore itu saya menyumpal
rasa kecewa dengan McDonalds apple pie(s).
Saya
kembali lagi ke ION Sky di hari berikutnya. Alhamdulillah kali ini tidak ada ketidakberuntungan
yang terjadi. Saya sampai di ION Art Gallery pukul lima sore. Dari ION Art
Gallery, saya masih harus naik lift menuju lantai ke-55! Awalnya saya
membayangkan bahwa lift-nya akan lama dan membuat perut merasa tak nyaman.
Ternyata tidak, it went smoothly, kecuali telinga saya sedikit terasa bindeng.
Begitu lift terbuka rasanya ingin teriak alay, AKHIRNYA SAYA BERHASIL SAMPAI DI
ION SKY!! Huahaha.
![]() |
source |
Dari ION Sky saya dapat mengamati panorama Singapura. Pemandangan yang saya liat tentunya adalah gedung-gedung tinggi!
Pada
jendela-jendela kaca mereka menempelkan nama wilayah yang sedang kita saksikan
dari tempat kita berdiri. Wilayah paling hijau yang ada di Singapura terletak
di sekitar Fort Canning dan juga perbatasan Singapura dengan Johor Bahru,
Malaysia. Kita juga bisa melihat panorama di kejauhan secara lebih jelas dengan
bantuan teropong. Teropong tersebut dilengkapi dengan monitor yang memberikan
kita informasi gedung apa yang sedang kita lihat, di mana letaknya, bahkan kita
juga bisa memilih ingin melihat panorama dengan mode normal, siang hari, atau
malam hari. Sayangnya ketika itu langit Singapura sedang sedikit berkabut akibat
adanya kebakaran hutan di Kalimantan.
Ohya,
ION Sky telah diresmikan sebagai official cloudspotting area oleh The Cloud
Appreciation Society. Pasti pemandangan dari ION Sky akan jauh lebih spektakuler bila
cuaca mendukung. Menikmati panorama gemerlapnya lampu-lampu Singapura di malam
hari tentu akan jadi sangat romantis. Sayangnya jika ingin berkunjung secara
gratis (Yeah, it’s FREE!), mereka hanya menyediakan waktu antara pukul tiga sampai
enam sore (padahal Singapura baru berangsur-angsur gelap selepas pukul setangah
delapan malam). Selebihnya mereka menjual panorama ini sebagai bagian dari ION
Bar.
Tercoret
sudah ION Sky dari daftar itinerary!
FYI, perjalanan ke ION Sky menjadi menantang karena transport dari Orchard
Road menuju tempat saya menginap cukup rumit. Saya terlebih dahulu harus menggunakan
bus sebelum transfer MRT, kemudian transfer bus lagi, lalu berjalan kaki
(karena biasaya nyasar sedikit). Saya baru bisa sampai ke tempat tujuan satu jam
kemudian, which is biasanya sekitar jam sepuluh malam. What a day :D
0 komentar