It just the matter of point of view

September 10, 2014

photo by @mbayuadip

Hidup di dunia modern semua terasa serba komersil. Untung dan rugi seringkali menjadi hal penting yang selalu kita pertimbangkan dalam setiap tindakan. Termasuk dalam menjalin sebuah hubungan dengan orang lain. Lewat Twitter, saya sering membaca gerutu teman-teman tentang betapa jengkel mereka terhadap kawannya yang (menurutnya) hanya datang ketika butuh. Hanya-datang-ketika-butuh, dikosakatakan seolah-olah orang yang bersangkutan dengan tiba-tiba telah memberikan sebuah kerugian bagi kita. Mungkin begitu adanya? Absensi mereka ketika tidak membutuhkan kita, mari kita anggap sebagai sebuah keadaan di mana kita tidak bisa mendapatkan keuntungan apapun dari mereka. Kemudian ketika mereka tiba-tiba, puff!, muncul dihadapan kita untuk menodong dan meminta tolong ini-itu … helloo where the hell have you been all this time?

Itulah dasar manusia, makhluk rasional yang penuh dengan pertimbangan, yang selalu memperhitungkan untung dan rugi.  Dalam kuliah saya, saya juga mengenal satu teori yang menyinggung hal ini. Social exchange theory, teori ini menyatakan bahwa dalam menjalin sebuah hubungan, manusia selalu  mempertimbangkan penghargaan atau keuntungan yang ia terima dan menghitung pengorbanan yang harus ia lakukan. Layaknya sebuah transaksi bukan? Keputusan kita untuk melanjutkan sebuah hubungan pun didasarkan pada setimpal atau tidaknya penghargaan dan pengorbanan yang telah kita upayakan. That’s why people who have been through all those shitty -the ups and downs- things with you, matter the most.  

Maka tidak usah berang kalau tiba-tiba ada yang memperlakukan anda demikian, itu memang sudah sifat dasar manusia. Kalau merasa tak mau rugi dimanfaatkan, ya pintar-pintarlah memanfaatkan balik. Kalau tak begitu, ya sudah ikhlaskan saja. Toh masih terasa manis kala ternyata mereka masih mengingat dan membutuhkan anda. Mbak Hesti bilang sih, itu berarti kualitas diri anda masih lebih tinggi daripada mereka. Dan bukankah menolong orang lain adalah sebuah kebaikan dan kebahagiaan tersendiri? 

You choose.

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe