trashing

March 18, 2011

21:30

Saya terbangun dari tidur saya, dan kembali membasahi bantal dengan air mata. Sama seperti apa yang juga saya lakukan sebelum tidur, sekitar dua setengah jam lalu. Membenamkan wajah ke dalam bantal dan menangis tersedu sejadinya. Tertidur setelah kelelahan menangis. Sama seperti apa yang juga saya lakukan sepulang sekolah tadi.


Banyak hal yang bisa membuat saya menangis. Lelah, beban dan lain sebagainya. Saya tidak tahu kenapa saya menangis sekarang ini. Saya tidak bisa menemukan bahasa yang logis untuk bisa menceritakannya. Tunggu, menceritakannya? Kepada siapa?


Dua hari ini saya merasa terbenam ke dalam perasaan saya sendiri. Dunia menyusut, menjadi aku dan seoonggok perasaanku. Betapa menyedihkannya berada di tengah kerumunan anak-anak tapi mati rasa. Dan betapa menyedihkannya lagi, tidak ada teman yang bisa diajak berbagi, lebih tepatnya teman yang mau mendengarkan.


Maka menulis selalu menjadi pilihan, menjadi semacam terapi, saya bercerita kepada huruf-huruf yang merangkaikan perasaan saya menjadi sejumlah kata-kata.


Hari ini saya seperti tak punya siapa-siapa. Semua terlalu sibuk dengan dirinya masing-masing, maka memperhatikan teman lain bukanlah prioritas bagi mereka.



C H I K I A N W A R

You Might Also Like

1 komentar

Subscribe