Bukan Laki-Laki Dan Bukan Pula Makanan Ringan
October 03, 2013
Ketika
kecil, aku sempat benci dan sebal dengan namaku, Dzikri Sabillah Anwar, karena
terdengar seperti nama seorang anak laki-laki. Agar lebih lucu, ayah kemudian
memberi panggilan Chiki kepadaku. Ya, Chiki, persis seperti merk makanan ringan
yang saat itu sedang in. Setali tiga
uang, panggilan Chiki tersebut juga sering membuat aku sebal karena menjadi
bahan olok-olokan teman-temanku. Ketika aku sudah berada di puncak batas kesabaran
seorang bocah, tak jarang aku merengek dan marah-marah kepada ayah ibu agar
namaku diganti menjadi Putri, Erlina, Ayu, atau nama-nama perempuan lainnya.
Bahkan aku sempat berdoa beberapa kali kepada Tuhan agar namaku tiba-tiba berubah
atau berharap dilahirkan dalam keluarga lain dengan nama yang berbeda.
Hingga
pada suatu hari, ayah dengan baik hati menjelaskan arti namaku. Secara
keseluruhan namaku diciduk dari bahasa Arab. Dzikri dari kata dzikir yang berarti ingat kepada Allah. Sabillah
mengandung makna di jalan Allah, sementara Anwar, yang juga nama kakek dan
ayahku, memiliki arti cahaya. Sehingga jika digabungkan Dzikri Sabillah Anwar
berarti “ingat kepada jalan Allah yang penuh dengan cahaya”. Cukup indah bukan?
Yang jelas ketika itu aku cukup terbengong-bengong mendengarkan ayah bercerita.
Semenjak mengetahui makna yang tersirat dibalik namaku sendiri, aku berhenti
mengeluh dan tak pernah terpikir lagi untuk ingin berganti nama.
Namaku
tetap Dzikri, tetap sering membuat guru-guru kecele menoleh ke bangku deretan laki-laki ketika sesi absen, tetap
sering salah kode jenis kelamin, dan tak jarang membuat orang beratanya-tanya
bagaimana dari Dzikri bisa berubah menjadi Chiki. Jika Sheakespare pernah
berkata “apalah arti sebuah nama”, kiranya dia salah, aku percaya bahwa nama
adalah sebuah doa dan harapan yang diberikan orangtua kepada kita untuk
senantiasa menjadi pegingat yang menempel dalam identitas seumur hidup. Mungkin
hal ini tidak akan terdengar penting sampai ketika kita sendiri harus dan
terpaksa memilah-milah nama untuk anak sendiri. Well, a name do means a lot.
0 komentar