Menjadi Dewasa (?)

December 29, 2011

Semester pertama di kelas dua saya di Smala telah berakhir. Segala macam bentuk diklat dan pengkaderan yang diadakan secara resmi telah selesai. Dengan selesainya serentetan serangan negara api itu pula, sekarang satu persatu instansi seperti OSIS-MPK ataupun Sub Seksi telah berganti kepengurusannya.


Orang-orang yang dulu berjuang bersama saya kini tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang berbeda. Masing-masing sekarang kini mempunyai amanah, seperti menjadi sosok pembuat kebijakan dan langkah-langkah yang harus dipijak. Setidaknya, walaupun tidak dikenai amanah resmi, kami semua memiliki kewajiban untuk menjadi figur dan contoh yang baik untuk adik-adik kelas. Pemandangan rapat-rapat kini telah berganti, kalau dulu saya melihat mereka menyimak pengarahan dari mbak-mas, sekarang merekalah yang memimpinnya, mengarahkan.

Kalau dulu saya menyupah serapahi mbak-mas panitia yang merancang segala bentuk acara dan tugas-tugas yang harus dikerjakan dan kami laksanakan, seiring berjalannya waktu saya mengerti juga apa esensi yang terkandung di dalamnya. Breath-taking, all of I’ve been through here, what my seniors have been taught to us are really amazing.

Ketika tiba saatnya angkatan saya memberikan hal serupa kepada penghuni baru, adik-adik kelas kami, semua terasa berbeda. Kalau mungkin dulu waktu SMP adik-adik kelas hanya dianggap sebelah mata, saya melihat disini tidak begitu adanya. Mereka manusia bernyawa dalam masa transisi yang perlu dibimbing, dan salah satu yang menanggung kewajiban tersebut adalah mbak-mas kakak kelasnya. Perasaan takut dan berdebar seringkali berkecamuk, mengingat apa yang akan kami tanamkan hari itu akan menentukan seperti apa jadinya mereka tiga tahun ke depan, menjadi generasi yang lebih baikkah atau justru sebaliknya.

Kata Chibo keringat peserta dan panitia itu beda. Memang iya rasanya berbeda sekali, 193749230349x lebih…entahlah apa namanya. Perlahan teringat malam yang menutup hari-hari melelahkan itu, dimana kalian satu-persatu bergantian dengan yakin menyebutkan orientasi-orientasi. Dan diakhiri dengan balasan “Kami titip Smala sama kalian ya dek”.

Ditambah dengan wejangan Bu Sulis, “Saya titip Indonesia sepuluh tahun ke depan pada kalian”

Semoga kami, Smalane 2013, cukup sanggup melaksanakannya. Amin.


“Menjadi pion catur yang terus maju, itulah ibarat aku
Setiap pijakku adalah belajar dan berlatih
Terus maju, menapaki kotak-kotak baru dan menambah ilmu
Jalanku adalah panjang dan berliku, sementara langkahku 
hanya mampu satu demi satu, tapi tekadku tidak pernah ragu
Bahkan jika nanti aku terkalahkan takdir, 
akan kupastikan pengorbanan itu membuka jalan untuk penerusku
Aku bukanlah pemimpin terbesar, bukan manusia terhebat
Tapi pasti kan kutulis kebajikan-kebajikan di atas pasir
Agar angin menerbangkannya jauh dari ingatan
Agar ia terhapus, menyebar bersama butir pasir ketulusan
Karena aku bukanlah apa-apa, melainkan seorang hamba
Dengan nama Tuhanku, aku memulai perjuangan ini
                                                          -Password LDKMS V 2010


“Aku akan terus membangun jejakku menjalankan peran sebagai manusia pembelajar bersama manusia lainnya
Menggerakkan dunia yang dinamis bagai roda-roda gigi yang bersinergi menegakkan kerja besar
Memperbaiki diri dan juga umat ini, walau beratnya perjuangan membuatku lelah
Tapi Tuhan tahu akan kelelahanku, maka aku akan berhenti sejenak sebelum melanjutkan perjalananku untuk menengok keadaan jiwa dan memompa semangatku
Aku akan berusaha karena aku tahu dan percaya,
Sesungguhnya kehidupan ini hanyalah  suatu permainan yang terus berputar
Walau kadang aku berada di atas atau di bawah, namun aku yakin, sekecil apapun kebenaran yang kuperjuangkan
Aku akan ikut membawa perubahan besar bagi peradaban dunia.”
-Password LDKMS V 2011

You Might Also Like

4 komentar

Subscribe