NO OFFSENSE
January 11, 2011Sudah seminggu lebih, kita menjalani hari-hari baru pada tahun 2011 ini. Seperti biasa, tahun baru, seperti kata orang-orang harus selalu disambut dengan semangat baru, dengan ini, dengan itu, dan banyak sejuta kata-kata pemanis lainnya. Ketika malam pergantian tahun tiba, banyak orang yang berlomba-lomba merangkai kata-kata, termasuk juga saya. Semua ucapan baik yang saya terima, maupun yang saya lihat terpampang pada timeline Twitter bernada sama, postif, apik, muluk, dan sangat klise diucapkan disetiap momen tahun baru. Pada kenyataannya, mungkin harapan-harapan itu hanyalah bualan. Seiring dengan bergantinya tanggal, kata-kata yang terpampang di timeline jejaring sosial sama seperti hari-hari sebelum tahun baru. Berisi keluhan ini keluhan itu, malas ini malas itu, dan lain-lain.
Tapi tak bisa dipungkiri juga, manusia semalas apapun, pasti juga mempunyai keinginan, ambisi, mimpi, resolusi, dan harapan untuk menjadi tantangan yang membuat hidupnya lebih berwarna dan menantang. Jadi masalahnya bukan tentang harapan yang dituliskan muluk-muluk di jejaring sosial pada malam tahun baru. Tapi adalah di golongan manakah kita berada, apakah kita termasuk orang-orang yang benar-benar melaksanakan dengan sungguh-sungguh harapan yang kita tuliskan atau hanya menuliskan sekelumit (atau bahkan sejuta) ambisi-ambisi hanya untuk ikut meramaikan trending topic lalu kemudian “tidur” dan di hari-hari berikutnya menjalani rutinitas dan perilaku kita sama seperti tahun lalu.
orang-orang seperti kita akan mati”
┐(‾.‾") ┐┌("‾.‾)┌
Chikianwar.
0 komentar