DIBALIK JENDELA.
September 15, 2010Memang menyakitkan, segimana besarnya masalah kita, orang-orang lain akan tetap berjalan maju. Tidak akan memahami. Walaupun ketika kita cerita mereka pasti akan bilang “Gue tau gimana rasanya” Tapi mereka tidak bener-bener tahu. Karena mereka tidak dalam posisi kita. Tidak. Orang-orang lain akan tetap memperlakukan kita seperti orang biasa. Tanpa tau yang kita jalani. Tanpa tau apa yang sedang kita alami. Sebesar apapun badai yang ada di hati kita saat ini, the world will keep on moving, and I’ll keep on standing.
Satu-satunya cara adalah untuk terus berjalan maju. Dan gue, harus ngelupain dia begitu bus ini nyampe di Melbourne. Gue mencoba untuk tidur. Satu jam kemudian gue terbangun. Bus udah gelap, lampunya udah dimatiin. Gue nyoba ngeliat di balik kaca. Semuanya terlihat gelap. Cahaya bulan yang agak sedikit redup hanya mampu menunjukan sedikit saja pemandangan di luar. Begitu gelapnya, sehingga apa yang gue lihat adalah pantulan diri gue sendiri. Jumper putih Astroboy. Rambut berantakan. Celana jeans.
Gue manyun. Aneh, di kaca gak keliatan apa-apa, padahal di luar ada pemandangan untuk dilihat. Tapi begitu gelap. Mirip seperti hubungan gue dulu sama dia, hubungan kita bisa begitu gelap padahal kita berdua tahu, seandainya saja lampu itu dinyalakan atau bulan lebiih diterangkan, maka kita bisa ngeliat pemandangan bagus. Kata Plato, yang namanya “gelap” itu nggak ada, yang ada itu kekurangan cahaya.
Mungkin kita udah meredup.
Pada hati. Pada kepercayaan yang udah lama sekarat, lalu mati diam-diam. Mungkin janji yang kita ucapin dulu bisa dengan gampang dilupakan setelah kita mulai membuat janji yang baru, janji yang juga tidak bisa ditepati. Banyak alasan orang putus cinta. Ketidaksamaan dari apa yang kita beri dengan yang kita terima. Masalah eksternal, agama, orang tua, temen, atau pihak ketiga. Tapi apa yang salah dengan hubungan kita, gue pengen mengerti. Dia bilang waktu itu, masalahnya ada pada jarak.
Jarak.
Jarak.
Gue ngulang kata-kata itu sampe kata tersebut udah ga ada artinya lagi. Gimana jarak yang dulu kita hadapi dengan angkuh tapi sekarang malah jadi penyebab hancurnya hubungan ini. Mungkin jarak sudah lebih kuat dari yang kita punya sekarang.
Atau mungkin, kita sudah tidak lagi melihat bulan yang sama.
“Ladies and gentleman, we have arrived in
Headphone di kuping pun memainkan lagu But Not For Me oleh Cheat Baker.
Although I can’t dismiss…
The memory of her kiss…
I guess she’s not for me.
Pemandangan jadi jelas di luar jendela. Bulan tidak lagi kelihatan. Dengan berakhirnya lagu ini, dengan terlihatnya
Aku sudah bisa melupakan kamu.
1 komentar