LIFE TALK

July 02, 2010

Saya menyadari, semakin dewasa, kehidupan semakin complicated. Banyak yang harus dipikirkan dan dipertimbangkan terlebih dahulu ketika kita akan mengambil aksi agar tidak menuai reaksi yang tidak diinginkan. Makin banyak hal-hal yang harus dipahami dan mau tidak mau dijalani, agar kita bisa menjadi manusia yang lebih baik. Kita dipaksa untuk mengikuti peraturan ini dan peraturan itu agar tercipta suatu keadaan yang terkendali. Kita mau tidak mau, harus mencoba membentuk diri kita, dengan mental sekeras baja, ilmu yang tiada batas, budi pekerti yang mulia serta tiang agama yang teguh agar tidak menjadi pribadi yang merugi. Menurut saya semakin dewasa seseorang, makin banyak hal rumit tentang kehidupan yang harus dimengerti dan dipelajari. Walaupun dewasa tak bisa diukur dari usia seseorang, tapi pasti dengan seiring bertambahnya usia kita, semakin banyak pressure yang kita terima. Tekanan dari lingkungan sekolah/kantor, tugas-tugas/pekerjaan yang menumpuk, masalah keluarga, masalah ekonomi, masalah dengan pergaulan, hukum dan norma yang harus dipatuhi, kewajiban kepada Tuhan sebagai makhluk hidup beragama, masalah percintaan, begitu complicated. Terkadang saya takut memikirkan itu semua, takut membayangkan kata-kata Pak Narko -guru sejarah saya- “berhasil tidaknya kamu akan terlihat 15 tahun ke depan”. Seperti apa saya 15 tahun ke depan ? Jadi apa saya nanti ? Ketakutan itu membuat saya menciut.

Tapi tentunya saya juga tidak ingin stuck disini. Tidak ingin terus menjadi anak berumur 15 tahun. Saya ingin terus maju, terus belajar. Saya ingin menjadi pribadi yang selalu bisa menyadari kesalahan-kesalahannya lalu berusaha untuk memperbaiki diri. Saya ingin selalu dekat dengan Allah SWT. Saya ingin menjadi pribadi yang stabil.

Sore ini hujan, beberapa jam lalu saya masih ada di warung lesehan Sopongiro, di depan SMP saya, disana saya bersama Risna, Oliv, Opa, Mita, Imas, Dinda, Rizka, Bella, Gladi, Firman, dan beberapa anak lainnya. Sejenak saya termenung, menyadari bahwa waktu tiga tahun yang saya lewatkan bersama mereka sama sekali tak terasa. Sekarang, anak-anak disekitar saya menjadi pribadi yang jauuuh berbeda daripada mereka yang saya kenal pertama kali. Lalu ingatan saya berputar ketika saya masih duduk di sekolah dasar lalu ketika pertama kali saya sekolah di TK Bina Amanah. Begitu cepat waktu berputar dan begitu besar ya perubahan yang terjadi ? Padahal saya masih 15 tahun. Orang dewasa mungkin menganggap 15 tahun itu masih “usia bayi”, bau kencur, dan belum tahu apa-apa. Bisa dipastikan tiga, lima, atau sepuluh tahun mendatang saya jelas akan mengalami perubahan yang lebih drastis. Ya, kehidupan dan keadaan selalu berubah. Mau tidak mau, kita harus belajar pada berbagai bidang kehidupan. 15 tahun ke depan bisa saja kita terjatuh-menjadi sosok yang tidak lebih baik dari sekarang, bisa juga kita mencapai puncak-menjadi orang yang sukses, tergantung bagaimana kita mengambil langkah kan?

”Saya ingin terus belajar menjadi orang yang lebih berbesar hati. Kali ini, saya percaya kekecewaan, kebahagiaan, dan kesedihan dari berbagai macam kejadian yang telah saya lewati, merupakan semacam latihan yang menempa kebutuhan mental saya di dunia yang penuh tantangan.

Semua ada maksudnya. Saya menyadari betapa Tuhan mencintai ciptaanNya. Betapa Tuhan mengerti sifat manusia, hingga dirangkaiNya serentetan kejadian-kejadian indah maupun sedih yang ditujukan untuk menjadi bahan pelajaran kita seumur hidup.”

Yeahyeahs

Chiki Anwar

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe