hingga tetes terakhir
September 23, 2011
Malam ini... saya tidak mandi. Bukan,
bukan karena saya malas mandi, melainkan karena jatah air PDAM di rumah
saya mandeg untuk sementara waktu (jam? hari? wth) Sebenarnya
hal ini sudah sering terjadi di daerah sekitar rumah saya, jadi yaaa........
sesuatu sekali.
Kau tahu bagaimana rasanya?
Kau tahu rasanya bagaimana rasanya koret-koret air
untuk buang air kecil ?
Kau tahu rasanya bagaimana kalang kabut
cari air bersih untuk mandi-cuci baju-dll ?
Krisis air itu benar-benar menyiksa.
Dan kalau sudah begitu, terasa deh
bagaimana berharganya setiap gebyuran air.
Heran juga padahal sebagian besar
wilayah kita kan perairan. Mungkin air laut Indonesia perlu disuling untuk
menghasilkan air murni. Dilema negara maritim.....
Mengingat akhir-akhir
ini Indonesia dilanda kemarau yang (tampaknya akan) berkepanjangan, yang
mengakibatkan cukup banyak daerah mengalami kekeringan dan krisis air
bersih. Contohnya seperti krisis air bersih yang
terjadi pada ibukota awal bulan September ini, akibat
jebolnya tanggul di Kali Malang yang merupakan salah satu tanggul
penampung untuk pengelolaan air bersih di Jakarta, pasokan terhenti selama
beberapa hari. Belum lagi yang di daerah-daerah terpencil, yang kalau mau
ngambil air dua jerigen saja harus jalan sepuluh kilometer jauhnya. Belum lagi
di sudut daerah lain yang harga air bersih lebih mahal dari harga nasi. Belum
lagi di sudut desa terpencil lain yang mendapatkan pasokan air hanya sebuah
angan-angan.
Belum lagi, belum lagi dan belum lagi lainnya yang tersebar
di seluruh Indonesia.
Kalau kata Upin Ipin, kasihan kasihan
kasihan.
"Bagaimana bisa pemerintah mengaku telah meningkatkan kesejahteraan rakyatnya kalau ternyata air bersih saja belum tersedia untuk mereka."
-MetroTv
0 komentar