aset njancuks.

June 07, 2011


Haiiii~ *nada supir trek*
Kemarin, hari rabu tepatnya. Setelah digampar dengan kimia dan sejarah, kami (aku, prelle, ajes, bida, ica, tir, ester, rizka, angga dan stezar) berusaha lari dari kenyataan (oposo seh) Meskipun uang dikantong ngepres dan tampang pas-pasan kita akhirnya berniat pacul pergi ke Grandcy untuk ice skating. Dengan semangat 45 kami jalan dari sekolah menuju Grandcy. Setelah sampai, ternyata arena ice skatingnya berada tepat di mata kami.
Arek-arek    : Uwooooo (kagum) (lari ke arah ice skating) (terkagum-kagum)
Mas-mas     : Bisa daftar disebelah sana dek.
Arek-arek    : (jalan) (ngeliat harga) 80.000 (menelan ludah kekecewaan)
Akhirnya.... Yo gak sido rek, duwikke mbahe sopo =))
Sempat lantang-luntung gak jelas, sempet mau nyobain skuter-skuteran juga (lupa apa namanya). Tapi kemudian kita menyatukan hati dan membulatkan tekad, dengan hati yang mantap akhirnya kita memutuskan jancukan (makan nasi goreng jancuk) Dengan berjalan beriringan, kami hendak menaklukkan setan-setan yang terkandung dalam nasi goreng tersebut. Tapi.... tuku club disek empat botol gede nang Hero =)) *anti klimaks*
Jadi, nasi goreng jancuk adalah salah satu makanan khas baru milik Surabaya. Dalam bahasa Surabaya, jancuk berarti .... jancuk, sesudah itu mati (oposeeeh) Ya, jancuk itu sama halnya seperti kata-kata khas yang dilontarkan oleh penduduk Surabaya. Arti tergantung intonasi =))
Kuliner ini ditawarkan oleh salah satu hotel, yaitu hotel Plaza Surabaya. Satu porsi nasgorjan dengan harga 59.000 bisa dinikmati rame-rame gerudukan sepuluh orang karena porsi nasinya cukup banyak dan pastinya anda tidak akan tahan memakannya banyak-banyak. Kata orang-orang kenapa dinamakan begitu, karena pedasnya yang luaaaar biasa. Sehingga timbul ungkapan, saking pedasnya, orang yang memakan tersebut mengeluarkan kata-kata makian...jancuk. Atau mungkin karena harganya yang wah? Bisa juga, haha.
Kembali lagi ke aset, setelah akua berada ditangan dan lalu disembunyikan ke dalam tas, Angga memutuskan mengundurkan diri dari peperangan karena dijemput (atau karena.... takut?) By the way? Kenapa kita menyelundupkan akua? Tak lain dan tak bukan adalah untuk berhemat, karena menurut rumor yang beredar, minuman di hotel tersebut; satu botol akua kecil sama dengan delapan belas ribu rupiah, padahal pedasnyaaa...coba dikalikan, ngh *tengok kantong* Big no no yah! Maka empat botol besar akua ini kita selundupkan dengan liciknya cerdiknya.
Setelah jalan rame-rame dari Grandcy ke Hotel Plaza Surabaya, kita masuk dengan pede, dan memesan satu porsi nasi goreng jancuk. Sedikit sok-sokan gitu awalnya, yang anak-anak bilang “ini cuma pesen satu aja tah?” terus Bidanya nyautin “ya pesen satu dulu, nanti kalau kurang nambah lagi” terus aku, Rizka, sama Ester nimpalin “yang paling pedes ya mas” Padahal nantinya.... =))
Setelah omong-omongan bentar, ngomongin pelayannya yang dibilang imut lah sama Prelle, nggosipin Arial sama Stezar yang belum dong, ngakak-ngakak terus krik krik. Lama nunggu nasgornya akhirnya yang ditunggu-tunggu dateng, difoto duluuuu...

Terus doa dulu, tapi Ajesnya gagu, anak-anak pada gemes menanti kata-kata Ajes yang putus-putus. Gaeroh wes luwe tah, fufufuf. Anak-anak pada ngeliatin sambil terdiam, who will make the first move? Menelan ludah semuanya, mambune nasgore ae wes koyok neroko *oposeh* Akhirnya Prelle yang pertama ngambil. 

RONDE PERTAMA: semua ngambil seentong-seentong kecuali Ajes yang dengan gagah berani mengisi penuh piringnya. Daaan, mulai menyendokkan nasi goreng ke dalam mulut masing-masing. Mimik muka mulai berubah. Grwaaaaaa, awalnya sih biasa aja gitu. Ngunyah-ngunyah, pedes juga. Walaupun aku nggak tahan pedes, tapi ternyata pedesnya masih bisa ditolerir pek. Nggak seperti yang aku pikirin, kirain kayak apa gitu. Sempet mbatin, “ealah kok cuma gini” tapi setelah ditelen dan masuk ke perut....., pek panaaas! Suapan kedua, ketiga, frekuensi mengunyah semakin pelan, anak-anak mulai mengeluarkan air mata gara-gara kepedesen. Beberapa menit kemudian, Bida dan Prelle menyerah, akua selundupan pun mulai dikeluarkan dan digelogok.


RONDE KEDUA, yang masih kuat dan sok kuat makan terus, bibir mulai menjadi merah, opo mane Rizka. Aziiz mulai diam sambil berkeringat, Stezar terus mengeluhkan “reeek, wetengku panaas”, Tirbil yang doyan pedes pacul to the mew.  Ica hanya bersandar pada kursi..


Mulai rebutan mengais-ngais acar dan tissue pun mulai dubuka untuk menyapu keringat, liur, dan air mata yang bercucuran, mungkin air mata akibat pedih nggak bisa nggarap kimia yang balak tadi juga ikut bercampur, hiks. Hwahahaha. Terus muai membagi tips “he rek, kalo kepedesan jangan minum nanti tambah pedes” Aku malah minum, eh tambah panas banget rasanya tenggorokan sama perutku --

RONDE KETIGA, wes speechless. Akuane ditokno kabeh, buahahaha. Tinggal suap-suapan terakhir dan akhirnya aset berhasil menuntaskan misi suci ini. Hening sejenak, siiiing “pedesnya menyakitkan pek”, Rizka memecah kesunyian, anak-anak ngakak. Menggemparkan.
Setelah itu, setelah menetralkan diri anak-anak mulai ngobrol, ngakak gak karuan bagai rumah sendiri. Narikin uang buat urunan, minta bil, terus Ester ketawa-ketawa sendiri liat bilnya. Hahaha, kena charge open beverage sepuluh ribu. Yoyolah akua diler ngunu =)) 


Terus jalan ke Delta, anak-anak pada beli Bread Talk dan makan lagi wuwuwu. Terus jalan lagi ke rumah kosnya Rizka, terus jalan lagi pulang nyari bemby *baca:bemo*. Mungkin kalau walkmate di hapeku tak nyalain udah sepuluh ribu langkah kali jalan hari itu. Fufufufufu.

Akhirnya aku pulang, aset pulang, berharap semoga besok dan beberapa hari ke depan pencernaan lacar jaya tanpa gangguan. *perut panas berkoar-koar*

 
salam olahraga
CHIKIANWAR.

You Might Also Like

3 komentar

Subscribe